Perbaikan Hard Disk Drive
Kerusakan pada salah satu media ini akan cukup mengganggu kerja, apalagi jika kerusakan tersebut ada pada hard disk drive. Kerusakan-kerusakan pada hard disk drive dan penanganannya antara lain diuraikan pada bagian berikut.
Hard Disk Drive Tidak Dikenal
Pada saat menghidupkan komputer dan menunggu proses boot, ternyata proses boot begitu lama dan kemudian muncul pesan “ HDD Controller Failure” dan komputer tidak bisa melanjutkan proses boot sampai ke sistem operasi. Jika kondisi ini yang dialami, ada beberapa kemungkinan .
1). Yang pertama adalah setup tipe hard disk drive pada BIOS berubah.
2). Kemungkinan yang kedua hard disk drive yang rusak,
3). dan yang ketiga adalah IDE controller sebagai kontroller hard disk drive pada main boar yang rusak.
Jika menemui kondisi seperti diatas, bisa mencoba menganalisa dan menangani masalah tersebut dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1). Setelah tampil pesan di atas, tekan tombol
2). Dari menu utama CMOS Setup, Pilih menu Strd CMOS Setup.
3). Pada tampilan utama CMOS Setup perhatikan isi field-field tipe hard disk yang ada.apakah isi dari field tersebut berubah atau tidak sesuai dengan hard disk drive. Jika demikian, sesuaikan isi hard disk drive tersebut dengan hard disk drive bisa mengganti isi field tersebut dengan Auto agar spesifikasi hard disk drive dideteksi oleh BIOS pada saat boot . atau bisa menggunakan fasilitas “IDE Auto Detektion “ untuk mendeteksi dan mengisi field tersebut dengan user type yang sesuai.
4). Setelah setup disesuaikan, selanjutnya bisa me-restart komputer. Jika permasalahan proses boot berjalan lancar, berarti masalah telah teratasi.
5). Namun jika pesan diatas masih tetap tampil, cobalah periksa hubungan kabel-kabel (kabel data dan power) pada hard disk drive.
6). Apabila langkah diatas masih belum menyelesaikan masalah, cobalah pindah koneksi kabel data hard disk drive ke konektor IDE controller lainnya (secondary), dan kemudian gunakan fasilitas IDE Auto Detektion untuk mendeteksi keberadaan hard disk drive. Apabila hard disk drive terdeteksi berarti IDE controller primer yang rusak.
7). Jika hard disk drive belum dikenali, perhatikan apakah CD Rom drive dikenali oleh komputer. Jika CD Rom drive bisa dikenali maka berarti hard disk drive yang rusak. Sedangkan jika CD Rom juga tidak bisa dikenali, maka berarti IDE controller yang rusak. Untuk memastikan hal ini, jika bisa mencoba hard disk drive pada komputer lain.
8). Untuk mengatasi IDE controller yang rusak, gantilah IDE controller tersebut.
Pada komputer-komputer lama kontroler ini menjadi satu dengan multi I/O Card. namun pada komputer baru, kontroler ini sudah tersedia on-board pada Mainboard nya . Untuk mengganti multi I/O card, tinggal melepas kartu yang lama dan mengganti dengan yang baru. Sedangkan jika kontrolar on board, bisa memasang multi I/O card pada pada komputer dan men-disable kontroler yang ada pada main board. Untuk men-disable ini, bisa mengatur setup BIOS pada main board. Yaitu pada chipset Features Setup dan field yang di disable adalah Onboard PCI IDE. Atau pada beberapa tipe main board, adalah pada field On-Chip(onboard) HDD (IDE) controller.
Komputer Tidak Bisa Boot dari Hard Disk Drive
Pada komputer yang telah dilengkapi dengan hard disk drive, system operasi diinstal pada hard disk drive tersebut. Sehingga untuk booting pun dilakukan melalui hard disk drive tersebut. Suatu saat, akan mengalami kondisi dimana pada saat komputer dihidupkan ternyata komputer tidak bisa booting dari hard disk drive.
Untuk mengatasi masalah seperti ini, maka perhatikan pesan yang tampil pada layar monitor. Selanjutnya bisa menempuh langkah-langkah seperti berikut, sesuai dengan pesan yang diberikan.
HDD Controller Failure
Jika pesan yng tampil adalah “HDD Controller Failure”, maka bisa mencoba langkah-langkah seperti pada sub bahasan dimuka.
Missing Operating System
Bila pesan yang tampil adalah “Missing Operating system”, ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu:
1). Tipe hard disk drive pada setup BIOS berubah atau berbeda dengan tipe hard disk drive yang sebenarmya.
2). Hard disk drive kehilangan system operasi. Misalnya, terformat atau sebab yang lain.
Untuk mengatasi hal ini, bisa menempuhlangkah-langkah sebagai berikut:
1). Bukalah menu setup CMOS, pada Strd CMOS Setup.
2). Perhatikan apakah tipe dan spesifikasi hard disk drive yang tercantum sesuai dengan hard disk drive yang terpasang. Jika tidak sesuai maka bisa menyesuaikan dengan mengisikan spesifikasi yng sesuai. Atau bisa bisa mengubah tipe hard disk drive ke tipe Auto. Atau bisa menggunakan fasilitas IDE Auto Detection untuk mendeteksi spesifikasi yang sebenarnya.
3). Setelah tipe sudah disesuaikan, cobalah untuk melakukan boot dari hard disk drive tersebut.
4). Jika setelah langkah diatas ternyata Hard disk drive masih belum bisa boot, atau pada saat memeriksa spesifikasi hard disk drive, spesifikasi yang tercantum pada setup CMOS sesuai dengan tipe hard disk drive yang terpasang, maka bisa melanjutkan ke langkah berikut (no. 5).
5). Ubahlah setup BIOS untuk membuat komputer boot dari floppy disk drive.
6). Siapkan sebuah disket bootable yang dilengkapi dengan file-file FDISK.EXE dan SYS.COM yang sesuai dengan system operasi yang sesuai dengan system operasi pada hard disk drive. Jika mengunakan system operasi Windows 9x, akan lebih baik jika mempersiapkan Start Up Disk yang dibuat pada saat melakukan instalasi system operasi tersebut. Karena pada StartUp Disk telah tersedia kedua file yang dibutuhkan tersebut dan disket ini memiliki system operasi yang sesuai dengan hard disk drive.
7). Selanjutnya , booting – lah komputer dengan menggunakan disket bootable atau Start Up Disk tersebut .
8). Setelah proses boot selesai dan pada layer monitor tampil DOS prompt atau A>, cobalah pindah ke drive C: yang merupakan logical drive dari hard disk Drive, yaitu dengan mengetikan perintah C: dikuti dengan menekan tombol ENTER.
9). Perghatikan apakah drive C tersebut nasih dikenali berikut isinya. Untuk mengetahui hal itu, cobalah melakukan akses terhadap drive tersebut .Misalnya dengan mengetikan perintah DIR untuk melihat isi dari drive tersebut. Perhatikan apakah file system pada drive tersebut masih ada dan masih sesuai ukuranya. File system pada drive tersebut adalah file-file COMMAND.COM ,IO > SYS dan MSDOS.SYS. Serta pada system operasi Windows 9x adalah file WIN.COM pada directori Windows
10). Jika drive C: sudah tidak bisa diakses, misalnya tampil pesan “Invalid drive Spesifikation” maka ada kemungkinan bahwa hard disk drive kehilangan partisi (partition table) sehingga akan kehilangan logical drive secara otomatis berikut isi dari drive tersebut. Pada kondisi ini, bisa dikatakan bahwa tidak mempunyai pilihan lain membuat partisi ulang dan menginstal ulang seluruh isi dari hard disk drive tersebut.
11). Sebelum memutuskan untuk mempartisi ulang dan menginstal ulang hard disk drive tersebut benar-benar sudah tidak ada.untuk itu bisa menggunakan program Bantu FDISK.EXE, yaitu dengan menjalankan program Bantu tersebut dari promt A>. kemudian dari menu FDISK yang ditampilkan pilih menu “Display partition information”. Jika tabel informasi masih ada, maka tidak perlu mempatisi ulang hard disk drive tersebut
12). Sedangkan jika pada langkah ke-9 ternyata drive C: masih bisa diakses, maka ada kemunkinan boot record pada boot sector dari drive tersebut rusak atau cacat . Untuk itu, bisa mencoba memperbaikinya dengan menggunakan program bantu FDISK.EXE, yaitu dengan mengetikkan perintah :
A>FDISK/MBR
Paramenter /MBR (make boot record) pada perintah diatas berfungsi untuk memperbaiki boot record pada drive tersebut. Kemudian restart lah komputer tersebut
13). Jika langkah diatas belum berhasil, bisa mencoba boot dari disket dan setelah menggunakan program bantu FDISK.EXE (dengan FDISK/ MBR) untuk memperbaiki boot record.gunakan program bantu SYS.COM untuk memperbaiki sistem boot pada drive tersebut,yaitu dengan mengtikan perintah:
A>SYS C:
14). Disamping kedua program bantu diatas, perlu pertimbangkan penggunaan program bantu anti virus untuk mendeteksi kemungkinan keberadaan virus yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut.
BAD or MISSING COMAND Interpreter
Pesan ini akan muncul apabila terdapat masalah dengan file COMMAND .COM pada drive boot , dalam hal ini drive C:dari hard disk drive .Masalah tersebut bisa berupa hilang atau cacatnya file tersebut. File tersebut bisa hilang karena proses penghapusan yang tidak disengaja atau sebab lain. Sedang cacatnya file tersebut bisa disebabkan karena virus atau rusaknya sector tempat file terseut berada .
Untuk mengatasi masalah ini, bisa boot dari disket bootable yang sesuai dengan versi sistem operasi pada hard disk drive.bisa menggunakan StarUp Disk dari versi yang sesuai. Kemudian copy-kan file COMMAND.COM dari disket ke drive C:atau ke hard disk drive. Bisa menggunakan program bantu SYS.COM untuk mentransfer sistem file dari disket ke drive C(hard disk drive).
Sedangkan untuk mendeteksi kemungkinan keberadaan virus dan menghapus virus yang mungkin menjadi penyebab terjadinya hal tersebut, gunakan program bantu anti virus. Karena seringkali file COMMAND.COM yang digunakan untuk boot rusak karena virus.
Mungkin suatu saat akan mengalami akan menyimpan suatu file atau data yang sedang olah ke hard disk drive ternyata tidak bisa. Pada layar monitor tampil pesan bahwa hard disk drive full.
1). Hard disk drive memang benar-benar penuh atau ukuran file yang buka lebih besar dari sisa kapasitas hard disk drive yang belum dipakai. Untuk mengatasi masalah ini tidak ada jalan lain kecuali menghapus sebagian isi dari hard disk drive. Untuk mengatasi sementara pada saat sedang bekerja, bisa mencoba menyimpan file tersebut ke floopy disk (disket) terlebih dahulu.
2). Hard disk drive memiliki sisa kapasitas yang terlalu kecil. Sebagaimana telah disinggung dimuka, bahwa pada sistem operasi Windows untuk menambah kapasitas memori (ram) digunakan sebagian kapasitas hard disk drive sebagai virtual memori. biasa nya virtual memori ini akan berubah ubah sesuai kebutuhan dan sisa dari kapasitas hard disk drive. Jika kapasitas pada hard disk drive terlalu kecil, maka ada kemungkinan Windows akan berebut sisa kapasitas hard disk drive yang benar-benar tidak terpakai menjadi terlalu kecil untuk menyimpan data atau suatu file yang sedang dibuka .Jika ini yang terjadi, maka akan menemui pesan bahwa hard disk drive penuh .Untuk menyimpan data ,harus menghapus sebagian isi dari hard disk drive.
3). Hard disk drive terserang virus. Untuk mendeteksi keberadaan virus dan membersihkan virus tersebut, bisa menggunakan program anti virus yang ada. Setelah sebelumnya melakukan boot dengan menggunakan disket bootable yang bersih (bebas virus).langkah boot dengan disket yang bersih ini merupakan langkah penting,karena jika virus yang menyerang hard disk drive adalah virus boot sector, maka ada kemungkinan hard disk drive tidak bisa dbersihkan ika tetap boot dari hard disk drive .Karena pada saat boot,maka program virus akan dimuat di memori komputer.
4). Kesalahan konfigurasi sistem operasi . Pada beberapa sistim aplikasi ,terutama yang berjalan pada sistem operasi DOS, membutuhkan konfigurasi tertentu pada sistim operasi . Yaitu berupa baris-baris parameter khusus pada file konfigurasi sistem operasi, CONFIG.SYS atau AUTOEXEC.BAT.Sebagai contoh pada sistim aplikasi WordStar yang membutuhkan set parameter FILES pada file CONFIG SYS minimal 20 sehingga untuk menjalankan sistim aplikasi ini harus mem-boot sistim operasi dimana pada file CONFIG.SYS terdapat baris berisi FILES=n di mana n minimal 20 . Jika nilai ini kurang dari yang di tentukan maka sistim aplikasi tersebut tidak bisa dijalankan secara normal,yaitu tidak bisa menyimpan file yag buat atau edit.Demikian juga dengan sistem aplikasi lain yang mungkin membutuhkan konfigurasi khusus .Untuk mengatasi terjadinya hal seperti ini,maka pada saat melakukan instalasi atau meng-copy suatu sistim aplikasi, hendaknya perhatikan konfigurasi sistem operasi yang dikehndaki.